Rabu, 29 April 2015

Sabar

Lalai tapi Santai


Terkadang ketika kita merasa bahagia, kita tak merasakan kehadiran seonggok manusia yang merasa sedih. Kita hanyut dalam suasana bahagia yang kita rasakan pada saat itu? Benarkah?
Manusia itu tak luput dari dosa dan khilaf. Manusia itu adalah makhluk yang paling sempurna karena memiliki hati dan fikiran, perasaan dan logika. Kita harus saling mengingatkan sesama agar tak terjerumus dalam dosa.
“Aku sudah memberi tahu teman-teman tadi, apakah amanat itu tak sampai?”
“Tak, entah aku tak menerima apapun”.
“Benarkah?”
“Iya, sungguh”.
“Tetapi apakah mereka tak tahu atau mereka lupa untuk menyampaikan hal itu? Aku telah mempercayai mereka”.
“Kau salah bila mempercayai mereka!”
“Tadi aku terburu-buru untuk menyelesaikan tugas ku, walau ku berteriak di depan kelas pun rasanya mereka tak perduli”.
“Sudah tak heran lagi dengan sifat mereka yang seperti itu”.
“Aku menyesal, maafkan aku karena telah lalai”.
Yang ku harap jawaban dari mu adalah “Bukan sepenuhnya salah mu, mereka pun salah.”
Apa aku yang terlalu berfikir logis? Atau mereka yang egois?
“Yasudah tak apa, lalu bagaimana aku mengerjakan tugas itu sementara buku ku ada di sekolah dan ini sudah malam.”
????
Aku bingung,
Pagi hari saat bertemu dengan mereka aku hanya bisa diam dan dihantui rasa bersalah, tetapi anehnya mereka yang telah lalai justru terlihat santai.

S*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar